Hari Film Nasional

Sekilas tentang Film

                Apa itu Film? Bagaimana Film dibuat? Pertanyaan itu yang tersirat di benak Perjalanan panjang sejarah perkembangan film tidak melewati sedikit hal. Perjalanan yang cukup panjang telah ditempuh hingga sampai pada film seperti sekarang ini yang kaya akan efek-efek yang luar biasa. Selain itu, film pada masa kini menjadi sangat mudah ditayangkan dan menjadi salah satu media hiburan yang sangat diminati oleh banyak kalangan. Baik dari kalangan remaja hingga dewasa.
                Sejarah film tidak bisa lepas dari sejarah fotografi. Dan sejarah fotografi tidak bisa lepas dari peralatan pendukungnya, seperti kamera. Kamera pertama di dunia ditemukan oleh seorang Ilmuwan Muslim, Ibnu Haitham. Fisikawan ini pertama kali menemukan Kamera Obscura dengan dasar kajian ilmu optik menggunakan bantuan energi cahaya matahari. Mengembangkan ide kamera sederhana tersebut, mulai ditemukan kamera-kamera yang lebih praktis, bahkan inovasinya sedemikian pesat berkembang sehingga kamera mulai bisa digunakan untuk merekam gambar gerak.
                Ide dasar sebuah film sendiri, terfikir secara tidak sengaja. Pada tahun 1878 ketika beberapa orang pria Amerika berkumpul dan dari perbincangan ringan menimbulkan sebuah pertanyaan : “Apakah keempat kaki kuda berada pada posisi melayang pada saat bersamaan ketika kuda berlari?" Pertanyaan itu terjawab ketika Eadweard Muybridge membuat 16 frame gambar kuda yang sedang berlari. Dari 16 frame gambar kuda yang sedang berlari tersebut, dibuat rangkaian gerakan secara urut sehingga gambar kuda terkesan sedang berlari.
                Setelah penemuan gambar bergerak Muybridge pertama kalinya, inovasi kamera mulai berkembang ketika Thomas Alfa Edison mengembangkan fungsi kamera gambar biasa menjadi kamera yang mampu merekam gambar gerak pada tahun 1888, sehingga kamera mulai bisa merekam objek yang bergerak dinamis.
                Maka dimulailah era baru sinematografi yang ditandai dengan diciptakannya sejenis film dokumenter singkat oleh Lumière Bersaudara. Film yang diakui sebagai sinema pertama di dunia tersebut diputar di Boulevard des CapucinesParisPrancis dengan judul Workers Leaving the Lumière's Factory pada tanggal 28 Desember 1895 yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya sinematografi. Film inaudibel yang hanya berdurasi beberapa detik itu menggambarkan bagaimana pekerja pabrik meninggalkan tempat kerja mereka di saat waktu pulang.
Perkembangan Kamera dari masa ke masa
                Memotret diyakini sudah ada sejak abad ke 13, namun ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa kegiatan ini sudah ada jauh sebelum abad ke 13. Ketika itu manusia akan melihat sesuatu dari bilik bangunan sebesar rumah gelap yang diberi lubang sebesar lubang jarumyang disebut pinhole. Bangunan gelap tersebut disebut camera obscura, dari bahasa latin camera yang artinya kamar, sedangkan obscura berarti gelap.
                Fungsi dari adanya kamera ini adalah untuk melihat proyeksi bagi seniman yang akan melukis. Seniman pada masa itu yang memanfaatkan teknologi ini adalah pelukis ternama sekelas Leonarno da Vinci. Setelah bentuk camera obscura dipekecil dan mudah dibawa kemana-mana, ada dua orang peneliti dari Inggris dan Prancis yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai kamera itu. Adalah Louis Dagguerre dan William Henry Fox Talbot yang melakukan penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan ditujukan untuk mengetahui apakah proyeksi yang dihasilkan bisa direkam melalui plat/kertas yang diberi senyawa kimia yang diletakan di atasnya. Penelitian Dagguerre diperoleh hasil yang kira-kira sama dengan teknik cetak positif sekarang ini.
                Terdapat perkembangan dari berbagai jenis kamera sejak masa ditemukannya kamera pertama. Setiap perkembangan itu selalu diiringi perubahan baik dari segi bentuk, fungsi dan teknologi. Berikut adalah perkembangan jenis kamera dari masa ke masa :
1.       Daguerreotypes dan Calotypes.
2.       Dry Plates.
3.       Kodak dan Lahirnya Film.
4.       Compact Camera dan Canon.
5.       TLRs, SLRs dan Nikon.
6.       Kamera Analog.

Perkembangan Film di Indonesia

                Film tentunya bukan sesuatu yang asing lagi dalam kehidupan kita sehari-hari, dimana media ini menjadi hiburan sekaligus seni dalam masyarakat. Film juga menjadi bagian dari budaya dan sejarah yang diwariskan secara turun-temurun dan menjadi kekayaan suatu bangsa. Pada pembahasan kali ini kita akan mengulas lebih lanjut mengenai sejarah perfilman di Indonesia untuk lebih memahami mengenai dunia perfilman tanah air.
                Pembuatan dan pembentukan film sendiri tak terlepas dari konsep fotografi yang merekam gambar tak bergerak, dimana kemudian dikembangkan untuk dapat merekam gambar yang bergerak. Konsep gambar bergerak sendiri ditemukan oleh Eadweard Muybridge yang penasaran apakah kuda yang difoto sedang berlari akan terlihat seperti melayang atau tidak. Pertanyaan ini kemudian mendorong Muybridge untuk membuat frame bergerak dari kuda yang berlari dan menjadi gambar bergerak pertama di dunia.
                Penemuan ini dikembangkan oleh ilmuwan ternama dunia, Thomas Alfa Edison, yang memungkinkan kamera bisa merekam gerakan sebagai objek yang dinamis bukan saja berbentuk frame. Sejak saat itu, perkembangan dan teknologi dalam fotografi dan dunia perfilman pun dimulai dengan munculnya konsep sinematografi.
                Setelah memahami pengertian film dan sejarah perfilman secara global, selanjutnya kita akan mengulas mengenai sejarah perfilman Indonesia. Sejarah perfilman tanah air ini terbagi menjadi beberapa era yang menandai perkembangan film dari masa ke masa. 
1. 1900 – 1920-an : Film Masuk ke Indonesia
2. 1926 : Produksi Film Pertama di Indonesia
3. 1955 : Pembentukan FFI
4. 1960 – 1970-an : Kelesuan dan Kebangkitan Kembali Perfilman Indonesia 
5. 1980 – 1990-an : Munculnya Persaingan dengan Film Asing dan Sinetron Televisi
6. 2000-an : Kebangkitan Kembali Dunia Perfilman Indonesia

                Setelah mengalami pasang surut pada sejarahnya, perfilman Indonesia akhirnya mengalami kebangkitan di era 2000-an. Anda tentu masih ingat dengan film fenomenal Ada Apa dengan Cinta, Nagabonar, atau Pertualangan Sherina yang mencuri hati banyak penonton di Indonesia. Kualitas film lokal semakin diasah dan ditingkatkan sehingga tercipta sebuah film yang bagus dan bukan saja mengejar keuntungan materi belaka.
                Film lokal pun semakin banyak menyuguhkan genre dan variasi yang beragam sehingga tidak monoton dan membosankan, dari kisah asmara hingga action. Sebut saja film The Raid yang sukses menyabet berbagai penghargaan hingga ke ranah internasional dan membuat nama Indonesia bersinar di dunia perfilman global. Bahkan kini sudah diproduksi beberapa film animasi yang berkualitas, yang mana tentunya akan menambah keragaman dunia perfilman Indonesia. 

Gedung Saksi Sejarah Perfilman di Bandung



Majestic Bioscoop
Bioskop Majestic
                Salah satu bangunan yang masih berdiri kokoh hingga saat ini yang masih menjadi saksi sejarah perfilman di kota Bandung ialah Bioskop Majestic. Bioskop Majestic merupakan bangunan karya Prof. C.P. Wolff Schoemaker yang telah berdiri sejak tahun 1925. Bioskop yang terletak di Jalan Braga ini didirikan untuk mengiringi kawasan Braga sebagai pusat belanja elite Eropa pada pertengahan 1920-an. Selain itu, bioskop merupakan tempat hiburan paling populer di kalangan meneer-meneer Belanda. Awal berdiri, Bioskop Majestic diberi nama dengan Concordia Bioscoop.
                Technisch Bureau Soenda menjadi biro arsitek yang bertanggung jawab dalam pembangunan bioskop ini. Dalam rancangannya, Schoemaker menggunakan aliran Indo Europeeschen Architectuur Stijl, sebuah aliran yang menggabungkan elemen-elemen arsitektur tradisional dengan teknik konstruksi modern dari barat. Hal ini terlihat dari seni ukiran dan ornamen barong yang terpampang di depan bangunan. Bangunannya sendiri terdiri dari garis-garis vertikal dan horizontal. Namun, ciri yang paling menonjol dari gedung ini adalah bentuknya yang seperti kaleng biskuit. Sampai-sampai, masyarakat pribumi pun sempat menjuluki bioskop ini sebagai blikken trommel, yang dalam bahasa Belanda berarti kaleng timah, atau disebut juga kaleng biskuit.
                Ada beberapa hal yang unik dalam pemutaran film-film di bioskop Majestic saat awal pendiriannya. Pihak bioskop menyediakan orkes mini juga seorang komentator untuk mengiringi film-film bisu kala itu. Promosi film pun dilakukan dengan menggunakan kereta kuda yang berkeliling kota sambil membawa poster film dan  membagi-bagikan selebaran. Belum lagi tata cara (etika) saat menonton, yang saat itu mengharuskan penonton berpakaian rapi. Tempat duduk pun diatur agar penonton pria dan wanita dipisahkan dalam deretan berbeda. Meskipun begitu, Bioskop Majestic menjadi saksi sebagai salah satu bioskop yang menayangkan film pertama karya pribumi di akhir tahun 1926 yang berjudul ”Loetoeng Kasaroeng”.
                Bioskop Majestic pun sempat beberapa kali berganti nama juga fungsi. Bioskop Majestic pernah berganti nama menjadi Oriental Bioskop dan Bioskop Dewi saat lepas dari Concordia Bioscoop. Sebagai bioskop yang cukup populer di kalangan masyarakat, Bioskop Majestic mengalami kejayaan hingga masa kemerdekaan. Bioskop Majestic sendiri semakin bersinar di tahun 1970-an, seiring dengan bermunculannya film-film Indonesia. Namun ketika dekade 1980-an, Bioskop Majestic mulai meredup karena menjamurnya cineplex atau bioskop modern. Apalagi, setelah itu hanya film-film panas saja yang ditayangkan di Majestic. Maka tumbanglah riwayat Majestic sebagai bioskop.
                Pada 2002 Majestic direvitalisasi menjadi gedung pertemuan dan berganti nama menjadi Asia Afrika Cultural Centre (AACC). Tak lagi difungsikan sebagai bioskop, gedung ini diperuntukkan bagi para seniman untuk menggelar berbagai kegiatan seni dan budaya. Setelah lebih dari delapan puluh tahun berdiri, Bioskop Majestic kini masih berdiri tegak dengan nama dan semangat barunya sejak 2010, yakni New Majestic.

Bandung Punya Sejarah

                Tak hanya tempat wisata alam, tempat wisata kuliner, tempat wisata belanja dan masih banyak lagi tempat wisata yang sering dikunjungi oleh para wisatawan jika berkunjung ke Kota Bandung. Bandung, merupakan Kota Kembang yang menyimpan banyak sekali tempat-tempat wisata yang harus dikunjungi oleh para wisatawan. Bukan hanya itu, cukup marak juga tempat wisata sejarah yang tak kalah menarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan. Bandung banyak sekali menyimpan tempat-tempat sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Berikut 9 tempat wisata bersejarah yang wajib dikunjungi oleh para wisatawan diantaranya :

         
Museum Konferensi Asia Afrika

1.       Monumen Bandung Lautan Api
2.       Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat
3.       Museum Barli
4.       Museum Geologi
5.       Museum Konferensi Asia Afrika
6.       Museum Mandala Wangsit Siliwangi
7.       Museum Pos
8.       Museum Sribaduga
9.       Jalan Braga






Mau Wisata Sejarah Bareng Keluarga? Aberta Aja..

                Rental Mobil merupakan penyedia layanan penyewaan mobil dengan cara sewa harian ataupun kontrak dengan menggunakan driver ataupun lepas kunci, pemanfaatan rental mobil ini dapat dikembangkan sebagai terobosan bagi masyarakat atau perusahaan yang tidak memiliki alat transportasi yang akan digunakan untuk operasional.
                Salah satu jasa yang bergerak dalam bidang jasa ialah Aberta Rental.  Aberta Rental sendiri berdiri semenjak akhir 2012 dan mulai beroperasi di awal tahun 2013 sebagai layanan sewa mobil di Bandung. Perusahaan ini berkembang menjadi layanan transportasi yang berfokus pada pariwisata (city tour). Hingga saat ini Aberta Rental sudah dipercaya oleh para pelanggan kami sebagai pemandu transportasi khususnya di kota Bandung.

Nah.. Untuk anda para wisatawan yang ingin berlibur ke Kota Bandung serta ingin mengunjungi beberapa tempat wisata baik itu wisata alam maupun wisata sejarah dan lainnya, Aberta Rental selalu siap melayani dengan sepenuh hati mengantarkan wisatawan ke tempat tujuan dengan aman dan nyaman.



Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

0 comments:

Post a Comment

 
Tour and Travel Bandung © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top